Minggu, 11 Agustus 2013

Hapus Buku & Hapus Tagih


RINGKASAN BUKU :

HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH
KREDIT MACET DEBITOR UMKM
DI BANK BUMN

Oleh:
ISWI HARIYANI, SH, MH

Penerbit : PT Bina Ilmu, Surabaya

Tahun : Desember 2009

Harga : Rp 30.000




Hapus Buku dan Hapus Tagih kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN dilatarbelakangi terpuruknya sektor usaha riil akibat krisis monter (krismon) dan krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak 1997/1998. Kredit macet Debitor UMKM akibat krismon hingga kini masih banyak yang belum direstrukturisasi oleh Bank BUMN dengan alasan belum ada payung hukum. Hal tersebut dipicu kuatnya budaya penegakkan hukum yang masih menganggap Piutang BUMN adalah bagian dari Piutang Negara, sehingga penyelesaian piutang BUMN harus melibatkan PUPN sebagaimana diatur UU Nomor 49/ Prp/1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara.

Bank BUMN, pada masa sebelum krismon (1960 - 1997), sudah biasa melakukan  Hapus Buku  kredit macet, termasuk kredit macet Debitor UMKM, dengan tujuan untuk mengurangi  Rasio Kredit Bermasalah (Rasio NPL), dan  kemudian jika kredit macet tersebut tetap sulit ditagih maka penanganannya diserahkan kepada PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara). Pada masa awal krismon (1998 - 2001) semua bank termasuk Bank BUMN melakukan Hapus Buku kredit macet, dan kemudian menyerahkan pengurusan kredit macet kepada BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) yang memang diberi kewenangan khusus untuk melakukan Hapus Tagih. 

Pada masa Presiden Megawati (2001-2004), Pemerintah melakukan Hapus Buku dan Hapus Tagih kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN berdasarkan Keppres 56/ 2002, dimana Debitor UMKM dimungkinkan mendapat potongan pokok hutang 25% dan penghapusan total semua tunggakan bunga dan denda jika debitor dapat melunasi hutang secara tunai dalam jangka waktu 6 bulan.  Sedangkan bagi Debitor UMKM yang tidak dapat melunasi hutang secara tunai dalam jangka waktu 6 bulan  hanya mendapat potongan bunga dan denda (tidak termasuk pokok hutang).

Pada masa Presiden SBY, Pemerintah melalui PP 14/ 2005 dan PMK 31/ 2005 berupaya melakukan upaya penyelamatan kredit macet Debitor UMKM di Bank  BUMN, dimana Debitor UMKM dimungkinkan untuk mendapatkan fasilitas potongan pokok hutang hingga 50% dan penghapusan total semua tunggakan bunga dan denda jika debitor masih memiliki jaminan kebendaan. Sedangkan bagi Debitor UMKM yang sudah tidak memiliki jaminan kebendaan hanya diwajibkan melunasi  pokok hutang sebesar 15%. 

Karena implementasi PP 14/ 2005 mengalami hambatan, maka pemerintahan Presiden SBY akhirnya merevisi PP 14/ 2005 menjadi PP 33/ 2006 yang isinya  menyerahkan  kewenangan  Hapus Buku dan Hapus Tagih kepada masing-masing Bank BUMN sesuai  ”mekanisme korporasi”  berdasarkan  UU Perseroan Terbatas  dan  UU BUMN  beserta  peraturan  pelaksanaannya.  Sebagai akibat hukumnya, maka sejak pemberlakuan PP 33/ 2006 pengurusan Piutang Bank BUMN tidak lagi  melibatkan  PUPN/ DJPLN/ KP2LN.

Program Hapus Buku dan Hapus Tagih kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN sesuai PP 14/ 2005 dan PP 33/ 2006 diarahkan Pemerintah untuk mencapai dua target utama yaitu : (a) melakukan upaya penyelamatan kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN melalui cara Restrukturisasi Kredit dan pemberian kredit baru (Refinancing), dan (b) melakukan upaya penyelesaian kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN melalui cara-cara penyelesaian kredit yang tidak sampai mematikan kelangsungan usaha Debitor UMKM. 

Program Hapus Buku dan Hapus Tagih berdasarkan PP 14/ 2005 dan PP 33/ 2006  juga diharapkan  dapat berfungsi : (a) memberikan Perlindungan Hukum bagi Debitor UMKM agar agunannya dapat diselamatkan sehingga usahanya dapat dibangkitkan kembali, (b) memberikan Kepastian Hukum bagi Bank BUMN agar tidak  perlu  ragu-ragu  lagi  untuk  menyelesaikan  kredit  macet,  (c) sebagai  upaya pemenuhan prestasi bagi Bank BUMN sehingga dapat menaikkan tingkat kesehatan bank, tingkat penyaluran kredit bank, dan tingkat keuntungan bank, serta (d) sebagai  sarana pemulihan ekonomi nasional pasca krisis ekonomi.

Apabila  program Hapus Buku dan Hapus Tagih  kredit macet bagi Debitor UMKM di Bank BUMN gagal direalisasikan, maka Bank BUMN dapat menempuh penyelesaian kredit macet melalui jalur Non-Litigasi (di luar proses peradilan) dan atau Litigasi (proses peradilan).  Penyelesaian  Non-Litigasi dapat berupa : (a) penjualan  portofolio kredit macet Debitor UMKM,  (b) pengambilalihan agunan milik Debitor UMKM,  (c)  penggunaan APS (Alternatif  Penyelesaian Sengketa),   (d)  penjualan agunan melalui  Parate  Executie,  (e)  penjualan  agunan di  bawah  tangan.  Sedangkan penyelesaian Litigasi dapat berupa : (a) gugatan perdata melalui Pengadilan Negeri  atas dasar  wanprestasi,  (b)  eksekusi  grosse  Akta  Pengakuan  Hutang,  (c) eksekusi  Sertifikat  Hak Tanggungan,  (d) permohonan  pailit  melalui  Pengadilan  Niaga,  (e)  pelelangan  agunan  melalui  PUPN.   Penyelesaian melalui   jalur  Non-Litigasi  sebaiknya  didahulukan  sebelum  menempuh  jalur  Litigasi.


DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
KATA-KATA BIJAK
UCAPAN TERIMA KASIH
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PERLINDUNGAN HUKUM & PEMBERDAYAAN UMKM
2.1. Perlindungan Hukum dan Asas Hukum
2.2. Perlindungan Hukum dan Pemberdayaan UMKM

BAB 3 : DEBITOR UMKM  &  BANK BUMN

BAB 4 : KREDIT PERBANKAN
4.1. Pengertian Kredit, Unsur Kredit, dan Fungsi Kredit
4.2. Perjanjian Kredit Antara Debitor dan Kreditor
4.3. Perjanjian Kredit Sebagai Perjanjian Pokok
4.4. Perjanjian Jaminan Sebagai Perjanjian Tambahan
4.5. Wanprestasi Sebagai Awal Penyebab Kredit Bermasalah

BAB 5 : KREDIT BERMASALAH & KREDIT MACET
5.1. Prinsip Kehati-hatian
5.2. Penggolongan Kredit Bermasalah
5.3. Penyebab Kredit Bermasalah
5.4. Penyelamatan Kredit Bermasalah
5.5. Penyelesaian Kredit Bermasalah

BAB 6 : HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH

BAB 7 : CASH-SETTLEMENT & ASSET-STTLEMENT

BAB 8 : SEJARAH HAPUS BUKU DAN HAPUS TAGIH
8.1. Masa Sebelum Krismon  (1960-1997)
8.2. Masa Awal Krismon  (1997-2001)
8.3. Masa Presiden Megawati  (2001-2004)
8.4. Masa Presiden SBY  (2004-2008)

BAB 9 : HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH BERDASARKAN PP 14/2005

BAB 10 : HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH BERDASARKAN PP 33/2006

BAB 11 : MANFAAT HAPUS TAGIH  SEBAGAI  PERLINDUNGAN HUKUM  BAGI  DEBITOR UMKM

BAB 12 : MANFAAT HAPUS TAGIH  SEBAGAI  KEPASTIAN HUKUM  BAGI  BANK  BUMN

BAB 13 : MANFAAT  HAPUS  TAGIH  SEBAGAI  UPAYA PEMENUHAN  PRESTASI  BAGI  BANK BUMN

BAB 14 : MANFAAT  HAPUS  TAGIH  SEBAGAI  SARANA PEMULIHAN  EKONOMI NASIONAL

BAB 15 : AKIBAT  HUKUM  JIKA  HAPUS  TAGIH GAGAL  DIREALISASIKAN
15.1. Penyelesaian Kredit Macet Melalui Jalur Non-Litigasi
      a) Penjualan Portofolio Kredit Macet Debitor UMKM
      b) Pengambilalihan Agunan Milik Debitor UMKM
      c) Penggunaan APS (Alternatif Penyelesaian Sengketa)
      d) Penjualan Agunan Melalui Parate Executie
      e) Penjualan Agunan di Bawah Tangan
15.2. Penyelesaian Kredit Macet Melalui Jalur Litigasi
      a) Gugatan Perdata Melalui Pengadilan Negeri
      b) Eksekusi Grosse Akta Pengakuan Hutang
      c) Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan
      d) Permohonan Pailit Melalui Pengadilan Niaga
      e) Pelelangan Agunan Melalui PUPN

BAB 16 : REFORMASI UU PIUTANG NEGARA

BAB 17 : PENUTUP


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar