RINGKASAN BUKU :
HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH
KREDIT MACET DEBITOR UMKM
DI BANK BUMN
Oleh:
ISWI HARIYANI, SH, MH
Penerbit : PT Bina Ilmu, Surabaya
Tahun : Desember 2009
Harga : Rp 30.000
Hapus Buku dan Hapus Tagih kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN dilatarbelakangi terpuruknya sektor usaha riil akibat krisis monter (krismon) dan krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak 1997/1998. Kredit macet Debitor UMKM akibat krismon hingga kini masih banyak yang belum direstrukturisasi oleh Bank BUMN dengan alasan belum ada payung hukum. Hal tersebut dipicu kuatnya budaya penegakkan hukum yang masih menganggap Piutang BUMN adalah bagian dari Piutang Negara, sehingga penyelesaian piutang BUMN harus melibatkan PUPN sebagaimana diatur UU Nomor 49/ Prp/1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara.
Bank BUMN, pada masa sebelum krismon (1960 - 1997), sudah biasa melakukan Hapus Buku kredit macet, termasuk kredit macet Debitor UMKM, dengan tujuan untuk mengurangi Rasio Kredit Bermasalah (Rasio NPL), dan kemudian jika kredit macet tersebut tetap sulit ditagih maka penanganannya diserahkan kepada PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara). Pada masa awal krismon (1998 - 2001) semua bank termasuk Bank BUMN melakukan Hapus Buku kredit macet, dan kemudian menyerahkan pengurusan kredit macet kepada BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) yang memang diberi kewenangan khusus untuk melakukan Hapus Tagih.
Pada masa Presiden Megawati (2001-2004), Pemerintah melakukan Hapus Buku dan Hapus Tagih kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN berdasarkan Keppres 56/ 2002, dimana Debitor UMKM dimungkinkan mendapat potongan pokok hutang 25% dan penghapusan total semua tunggakan bunga dan denda jika debitor dapat melunasi hutang secara tunai dalam jangka waktu 6 bulan. Sedangkan bagi Debitor UMKM yang tidak dapat melunasi hutang secara tunai dalam jangka waktu 6 bulan hanya mendapat potongan bunga dan denda (tidak termasuk pokok hutang).
Pada masa Presiden SBY, Pemerintah melalui PP 14/ 2005 dan PMK 31/ 2005 berupaya melakukan upaya penyelamatan kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN, dimana Debitor UMKM dimungkinkan untuk mendapatkan fasilitas potongan pokok hutang hingga 50% dan penghapusan total semua tunggakan bunga dan denda jika debitor masih memiliki jaminan kebendaan. Sedangkan bagi Debitor UMKM yang sudah tidak memiliki jaminan kebendaan hanya diwajibkan melunasi pokok hutang sebesar 15%.
Karena implementasi PP 14/ 2005 mengalami hambatan, maka pemerintahan Presiden SBY akhirnya merevisi PP 14/ 2005 menjadi PP 33/ 2006 yang isinya menyerahkan kewenangan Hapus Buku dan Hapus Tagih kepada masing-masing Bank BUMN sesuai ”mekanisme korporasi” berdasarkan UU Perseroan Terbatas dan UU BUMN beserta peraturan pelaksanaannya. Sebagai akibat hukumnya, maka sejak pemberlakuan PP 33/ 2006 pengurusan Piutang Bank BUMN tidak lagi melibatkan PUPN/ DJPLN/ KP2LN.
Program Hapus Buku dan Hapus Tagih kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN sesuai PP 14/ 2005 dan PP 33/ 2006 diarahkan Pemerintah untuk mencapai dua target utama yaitu : (a) melakukan upaya penyelamatan kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN melalui cara Restrukturisasi Kredit dan pemberian kredit baru (Refinancing), dan (b) melakukan upaya penyelesaian kredit macet Debitor UMKM di Bank BUMN melalui cara-cara penyelesaian kredit yang tidak sampai mematikan kelangsungan usaha Debitor UMKM.
Program Hapus Buku dan Hapus Tagih berdasarkan PP 14/ 2005 dan PP 33/ 2006 juga diharapkan dapat berfungsi : (a) memberikan Perlindungan Hukum bagi Debitor UMKM agar agunannya dapat diselamatkan sehingga usahanya dapat dibangkitkan kembali, (b) memberikan Kepastian Hukum bagi Bank BUMN agar tidak perlu ragu-ragu lagi untuk menyelesaikan kredit macet, (c) sebagai upaya pemenuhan prestasi bagi Bank BUMN sehingga dapat menaikkan tingkat kesehatan bank, tingkat penyaluran kredit bank, dan tingkat keuntungan bank, serta (d) sebagai sarana pemulihan ekonomi nasional pasca krisis ekonomi.
Apabila program Hapus Buku dan Hapus Tagih kredit macet bagi Debitor UMKM di Bank BUMN gagal direalisasikan, maka Bank BUMN dapat menempuh penyelesaian kredit macet melalui jalur Non-Litigasi (di luar proses peradilan) dan atau Litigasi (proses peradilan). Penyelesaian Non-Litigasi dapat berupa : (a) penjualan portofolio kredit macet Debitor UMKM, (b) pengambilalihan agunan milik Debitor UMKM, (c) penggunaan APS (Alternatif Penyelesaian Sengketa), (d) penjualan agunan melalui Parate Executie, (e) penjualan agunan di bawah tangan. Sedangkan penyelesaian Litigasi dapat berupa : (a) gugatan perdata melalui Pengadilan Negeri atas dasar wanprestasi, (b) eksekusi grosse Akta Pengakuan Hutang, (c) eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan, (d) permohonan pailit melalui Pengadilan Niaga, (e) pelelangan agunan melalui PUPN. Penyelesaian melalui jalur Non-Litigasi sebaiknya didahulukan sebelum menempuh jalur Litigasi.
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
KATA-KATA BIJAK
UCAPAN TERIMA KASIH
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PERLINDUNGAN HUKUM & PEMBERDAYAAN UMKM
2.1. Perlindungan Hukum dan Asas Hukum
2.2. Perlindungan Hukum dan Pemberdayaan UMKM
BAB 3 : DEBITOR UMKM & BANK BUMN
BAB 4 : KREDIT PERBANKAN
4.1. Pengertian Kredit, Unsur Kredit, dan Fungsi Kredit
4.2. Perjanjian Kredit Antara Debitor dan Kreditor
4.3. Perjanjian Kredit Sebagai Perjanjian Pokok
4.4. Perjanjian Jaminan Sebagai Perjanjian Tambahan
4.5. Wanprestasi Sebagai Awal Penyebab Kredit Bermasalah
BAB 5 : KREDIT BERMASALAH & KREDIT MACET
5.1. Prinsip Kehati-hatian
5.2. Penggolongan Kredit Bermasalah
5.3. Penyebab Kredit Bermasalah
5.4. Penyelamatan Kredit Bermasalah
5.5. Penyelesaian Kredit Bermasalah
BAB 6 : HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH
BAB 7 : CASH-SETTLEMENT & ASSET-STTLEMENT
BAB 8 : SEJARAH HAPUS BUKU DAN HAPUS TAGIH
8.1. Masa Sebelum Krismon (1960-1997)
8.2. Masa Awal Krismon (1997-2001)
8.3. Masa Presiden Megawati (2001-2004)
8.4. Masa Presiden SBY (2004-2008)
BAB 9 : HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH BERDASARKAN PP 14/2005
BAB 10 : HAPUS BUKU & HAPUS TAGIH BERDASARKAN PP 33/2006
BAB 11 : MANFAAT HAPUS TAGIH SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DEBITOR UMKM
BAB 12 : MANFAAT HAPUS TAGIH SEBAGAI KEPASTIAN HUKUM BAGI BANK BUMN
BAB 13 : MANFAAT HAPUS TAGIH SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN PRESTASI BAGI BANK BUMN
BAB 14 : MANFAAT HAPUS TAGIH SEBAGAI SARANA PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
BAB 15 : AKIBAT HUKUM JIKA HAPUS TAGIH GAGAL DIREALISASIKAN
15.1. Penyelesaian Kredit Macet Melalui Jalur Non-Litigasi
a) Penjualan Portofolio Kredit Macet Debitor UMKM
b) Pengambilalihan Agunan Milik Debitor UMKM
c) Penggunaan APS (Alternatif Penyelesaian Sengketa)
d) Penjualan Agunan Melalui Parate Executie
e) Penjualan Agunan di Bawah Tangan
15.2. Penyelesaian Kredit Macet Melalui Jalur Litigasi
a) Gugatan Perdata Melalui Pengadilan Negeri
b) Eksekusi Grosse Akta Pengakuan Hutang
c) Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan
d) Permohonan Pailit Melalui Pengadilan Niaga
e) Pelelangan Agunan Melalui PUPN
BAB 16 : REFORMASI UU PIUTANG NEGARA
BAB 17 : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar