Minggu, 11 Agustus 2013

Restrukturisasi & Penghapusan Kredit Macet


RESTRUKTURISASI & PENGHAPUSAN
KREDIT MACET

Oleh:
ISWI HARIYANI, SH, MH

Penerbit:
PT. Elex Media Komputindo (Gramedia Group)


Tahun : Agustus 2010

Harga : Rp 59.800




Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet, meskipun telah lazim dilakukan di dunia perbankan, namun dalam prakteknya masih ada diskriminasi karena fasilitas semacam ini lebih banyak diberikan kepada Debitor Besar.  Debitor Mikro dan Debitor Kecil yang kebanyakan nilai agunannya jauh lebih besar dibandingkan nilai kreditnya justru seringkali tidak diberi fasilitas tersebut, bahkan mereka lebih sering dipaksa melunasi kredit macetnya secara tunai atau melalui pelelangan agunan yang dipaksakan.  Hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi, sebab dalam Penjelasan Pasal 8 Ayat (2) huruf e UU 10/ 1998 tentang Perbankan, secara jelas telah diatur tentang  larangan  diskriminasi  dalam  pemberian  kredit  perbankan.

Restrukturisasi Kredit, sesuai PBI 7/ 2005 Pasal 1 angka 25, adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitor yang mengalami kesulitan  untuk  memenuhi  kewajibannya,  yang  dilakukan  antara  lain  melalui : (a) penurunan  suku  bunga  kredit, (b) perpanjangan jangka waktu  kredit, (c) pengurangan  tunggakan  bunga  kredit, (d) pengurangan  tunggakan  pokok  kredit, (e) penambahan fasilitas kredit, dan/atau (f) konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara. Restrukturisasi Kredit umumnya diarahkan untuk menyelamatkan Kredit  Bermasalah  (Kredit Kurang Lancar,  Kredit  Diragukan,  Kredit Macet)

Kebanyakan nasabah debitor, khususnya Debitor Mikro dan Debitor Kecil, tidak tahu tentang seluk beluk pemberian fasilitas Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet yang ada di perbankan, sehingga mereka memiliki kedudukan yang lebih lemah dan seringkali kesulitan mengakses fasilitas tersebut.  Padahal, kedua fasilitas tersebut telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia atau PBI 7/ 2005.  Di samping itu, Pemerintah juga telah mengeluarkan PP 14/ 2005 dan PP 33/ 2006 yang antara lain  mengatur  program Penghapusan Kredit Macet di Bank BUMN.

Melalui PP 14/ 2005 dan PMK 31/ 2005, Debitor UMKM di Bank BUMN mendapatkan fasilitas Hapus Tagih disertai pemberian potongan pokok hutang hingga 50% (jika masih punya jaminan kebendaan) dan 15% (jika sudah tidak punya jaminan kebendaan).  Pimpinan Bank BUMN juga menjanjikan potongan pokok hutang 25% bagi Debitor Kredit Macet yang harus diselesaikan melalui PP  33/ 2006.  Penyelesaian Kredit Macet di Bank BUMN melalui PP 14/ 2005 menggunakan “mekanisme negara” sehingga masih melibatkan PUPN.  Di lain pihak, PP 33/ 2006 sudah menggunakan “mekanisme korporasi” sehingga Bank BUMN dapat  menyelesaikan  Kredit  Macet  secara mandiri  tanpa  melibatkan PUPN.

Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet merupakan tindakan yang sudah lazim dilakukan di kalangan perbankan untuk menurunkan rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) agar Tingkat Kesehatan Bank tetap terjaga dengan baik.  Meskipun demikian, program Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet harus dilaksanakan secara benar sesuai aturan hukum yang berlaku agar tidak sampai menimbulkan moral hazard yang dapat merugikan pihak bank, debitor, dan masyarakat.  Di masa kini, Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet secara umum telah diatur secara jelas dalam UU Perbankan (UU 10/ 1998), Peraturan Bank Indonesia (PBI 7/ 2005),  dan  dalam  Pedoman Perkreditan  di  masing-masing bank.

Penghapusan (Write-Off) terhadap Kredit Macet adalah bagian tak terpisahkan dari manajemen risiko penyaluran kredit perbankan. Penghapusan Kredit Macet terdiri dari dua tahap, yaitu : (a) Hapus Buku atau Penghapusan Secara Bersyarat atau Conditional Write-Off, dan (b) Hapus Tagih atau Penghapusan Secara Mutlak atau Absolute Write-Off. Dalam program Hapus Buku, portofolio Kredit Macet dikeluarkan  dari  pembukuan  bank,  namun  pihak  bank  masih  tetap  melakukan penagihan atas Kredit Macet tersebut.  Jika program Hapus Buku tidak berhasil dan proses penagihan sulit dilakukan, maka manajemen bank dapat membuat program Hapus Tagih sehingga portofolio Kredit Macet tersebut tidak perlu ditagih lagi.

Hapus Buku dan Hapus Tagih terhadap Kredit Macet baru boleh dilaksanakan jika pihak bank telah berupaya keras melakukan Penyelamatan Kredit, baik melalui cara Penjadwalan Kembali (Rescheduling),  Persyaratan Kembali (Reconditioning), dan Penataan Kembali (Restrukturisasi). Apabila upaya Penyelamatan Kredit tersebut tetap tidak membuahkan hasil, maka manajemen bank dapat membuat program Hapus Buku dan Hapus Tagih atas Kredit Macet tersebut.  Selanjutnya, jika program Hapus Tagih tetap tidak membuahkan hasil, maka pihak bank dapat melakukan penyelesaian  Kredit Macet  melalui  jalur Non-Litigasi  maupun  jalur Litigasi.   Jalur  Non-Litigasi  sebaiknya  lebih  diutamakan  dibandingkan  jalur  Litigasi. 

Penyelesaian Non-Litigasi (di luar proses peradilan) dapat ditempuh dengan cara : (a) Penjualan Portofolio Kredit Macet,  (b) Pengambilalihan Agunan,  (c) Alternatif Penyelesaian Sengketa (Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, Arbitrase), (d) Penjualan Agunan via Parate Eksekusi,  (e) Penjualan Agunan di Bawah  Tangan,  (f)  Penjualan Agunan Secara Sukarela, dan (g) Pelelangan Agunan Secara Sukarela. 

Pada sisi lain, penyelesaian melalui jalur Litigasi (melalui proses peradilan) dapat dilakukan dengan cara : (a) Gugatan Perdata via Pengadilan Negeri atas dasar wanprestasi,  (b) Eksekusi Grosse Akta Pengakuan Hutang,  (c)  Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan,  (d)  Permohonan Pailit via Pengadilan  Niaga,  dan  (e)  Pelelangan Agunan  via  Lelang Eksekusi.




DAFTAR ISI


SAMPUL DEPAN
KATA-KATA BIJAK
UCAPAN TERIMA KASIH
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI


BAB 1 : PENDAHULUAN

BAB 2 : KREDIT PERBANKAN
1. Pengertian Kredit, Unsur Kredit, Fungsi Kredit
2. Regulasi Perkreditan dan Pedoman Perkreditan
3. Perjanjian Kredit Antara Debitor dan Kreditor
4. Perjanjian Kredit Sebagai Perjanjian Pokok
5. Perjanjian Jaminan Sebagai Perjanjian Tambahan

BAB 3 : KREDIT BERMASALAH
1. Prinsip Kehati-hatian
2. Penggolongan Kredit Bermasalah
3. Penyebab Kredit Bermasalah
4. Penyelamatan Kredit Bermasalah
5. Penyelesaian Kredit Bermasalah

BAB 4 : PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM
1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
2. Penilaian Terhadap Faktor CAMELS
3. Beberapa Istilah Rasio Keuangan Faktor CAMELS
4. Penentuan Peringkat Komposit (PK)
5. Permintaan Action Plan Langkah Perbaikan
6. Penilaian Terhadap Kantor Cabang Bank Asing

BAB 5 : PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BANK UMUM
1.      Beberapa Pengertian Terkait Penilaian Kualitas Aktiva
2.      Penilaian Terhadap Kualitas Aktiva Produktif
3.      Penilaian Terhadap Kualitas Kredit
4.      Penilaian Terhadap Kualitas Surat Berharga
5.      Penilaian Terhadap Kualitas Penempatan
6.      Penilaian Terhadap Tagihan Akseptasi dan Tagihan Derivatif
7.      Penilaian Terhadap Kualitas Penyertaan Modal
8.      Penilaian Terhadap Kualitas Penyertaan Modal Sementara
9.      Penilaian Terhadap Kualitas Transaksi Rekening Administratif
10.  Aktiva Produktif yang Dijamin dengan Agunan Tunai
11.  Kredit Usaha Kecil dan Kredit di Daerah Tertentu
12.  Penilaian Terhadap Kualitas Aktiva Non Produktif

BAB 6 : PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA  (PPA)

BAB 7 : RESTRUKTURISASI KREDIT
1. Pengertian dan Latar Belakang Restrkturisasi Kredit
2. Syarat-Syarat Restrukturisasi Kredit
3. Kualitas Kredit yang Direstrukturisasi
4. Beberapa Kendala Restrukturisasi Kredit

BAB 8 : PENGHAPUSAN KREDIT MACET
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Penghapusan Kredit Macet
2. Penghapusan Kredit Macet di Bank BUMN
3. Kebijakan dan Prosedur Penghapusan Kredit Macet
4. Pelunasan Secara Tunai dan Penyerahan Aset

BAB 9 : PENGHAPUSAN KREDIT MACET DI BANK BUMN SEBELUM  ERA REFORMASI
1. Pengertian Bank BUMN
2. Penghapusan Kredit Macet Sebelum Krismon 1997/1998

BAB 10 : PENGHAPUSAN KREDIT MACET DI BANK BUMN PADA MASA AWAL REFORMASI
1. Masa Presiden Habibie dan Gus Dur (1998-2001)
2. Masa Presiden Megawati (2001-2004)

BAB 11 : PENGHAPUSAN KREDIT MACET DI BANK BUMN BERDASARKAN  PP 14/ 2005

BAB 12 : PENGHAPUSAN KREDIT MACET DI BANK BUMN BERDASARKAN  PP 33/ 2006

BAB 13 : REFORMASI UU PIUTANG NEGARA

BAB 14 : MANFAAT PENGHAPUSAN KREDIT MACET
1.  Memberikan Perlindungan Hukum Bagi Debitor Bank
2.  Memberikan Kepastian Hukum Kepada Pihak Bank
3.  Memberikan Pemenuhan Prestasi Bagi Pihak Bank
4.  Mempercepat Pemulihan Perekonomian Nasional

BAB 15 : PENYELESAIAN NON-LITIGASI
1. Penjualan Portofolio Kredit Macet
2. Pengambilalihan Agunan  (Asset-Settlement)
3. Penggunaan APS (Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, Arbitrase)
4. Penjualan Agunan Melalui Parate Eksekusi
5. Penjualan Agunan di Bawah Tangan
6. Penjualan Agunan Secara Sukarela
7. Pelelangan Agunan Secara Sukarela

BAB 16 : PENYELESAIAN LITIGASI
1. Gugatan Perdata Melalui Pengadilan Negeri
2. Eksekusi Grosse Akta Pengakuan Hutang
3. Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan
4. Permohonan Pailit Melalui Pengadilan Niaga
5. Pelelangan Agunan via Lelang Eksekusi

BAB 17 : PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BIODATA PENULIS
ISI SAMPUL BELAKANG

2 komentar: